Sunday, January 1, 2017

Porsi Kebaikan dan Keburukan


Merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim untuk mempelajari dan mengetahui kebaikan  sekaligus kejelekan.Seorang muslim hendaknya mempelajari dan mengetahui kebaikan beserta dalil-dalilnya, serta mempelajari dan mengetahui kejelekan beserta syubhat-syubhat (kerancuan-kerancuannya).

Sungguh Al-Qur’an datang untuk menjelaskan kebaikan dan kejelekan, menjelaskan keimanan dan kekufuran, menjelaskan tauhid dan syirik, halal dan haram.Al Qur’an tidak mencukupkan dengan menjelaskan tauhid, halal atau kebaikan saja, bahkan menjelaskan lawan-lawannya.

Demikian juga Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam di dalam sunnahnya menjelaskan kebaikan dan kejelekan, menjelaskan al-haq dan al-bathil.Para ulama pun melalui tulisan-tulisan atau karya-karya mereka menjelaskan tauhid dan syirik, menjelaskan keimanan dan kekufuran, menjelaskan keyakinan Ahlussunnah dan menjelaskan keyakinan kelompok-kelompok yang menyimpang.Para ulama juga menjelaskan pergaulan-pergaulan yang benar dan pergaulan-pergaulan yang diharamkan, pernikahan yang benar sekaligus pernikahan yang batil (tidak benar) dan rusak, adab-adab yang baik dan adab-adab jelek yang menyelisihinya.Semua itu agar seorang muslim berada di atas ilmu pada setiap urusannya, sampai dia mengetahui kebenaran dengan dalil-dalilnya dan mengetahui kejelekan dan syubhat-syubhatnya.

Sehingga kita dapati di dalam kitab-kitab aqidah, adanya penjelasan tentang aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah sekaligus penjelasan tentang aqidah-aqidah sesat, kerancuan-kerancuannya beserta bantahan-bantahannya, agar seorang muslim tidak tertipu dengan ucapan-ucapan yang manis tapi batil dan pendapat-pendapat yang menyimpang.

Tujuan Mengetahui Kejelekan

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim dari seorang sahabat yang mulia Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata : “Dahulu manusia (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejelekan karena aku takut kejelekan itu akan menimpa diriku”.

Dalam hadits ini, Hudzaifah radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada Nabi tentang kejelekan karena beliau takut kejelekan itu akan menimpanya.Ini menunjukkan bahwa tidak cukup seseorang itu hanya mempelajari kebaikan saja.Bahkan merupakan keharusan baginya untuk mengetahui kejelekan agar dia terhindar darinya.Jika dia tidak mengetahui kejelekan, maka dikhawatirkan dia akan terjatuh ke dalam kejelekan tersebut.Seorang penyair berkata :

“Aku mengetahui kejelekan bukan untuk aku lakukan, tapi agar aku terhindar darinya

Dan barangsiapa yang tidak mengetahui kejelekan dari kebaikan, maka dia akan terjerumus padanya”

Maka merupakan suatu keharusan bagi seseorang untuk mempelajari dan mengetahui kebenaran beserta dalil-dalilnya sekaligus mengetahui kejelekan beserta kerancuan-kerancuannya, agar ia selamat dari kejelekan.Selain itu juga, agar ia bisa memperingatkan manusia dari kejelekan itu.Memperingatkan manusia dari kejelekan merupakan bentuk kecintaan seorang muslim terhadap saudara muslim yang lain.Ketika seorang muslim benci untuk melakukan kejelekan, maka demikian juga dia benci saudaranya melakukan kejelekan itu.Jika seseorang tidak mengetahui kejelekan, maka bagaimana dia mampu menghindar darinya dan bagaimana pula dia mampu memperingatkan manusia dari kejelekan ?!

Dari uraian di atas kita mengetahui bahwa tujuan mempelajari dan mengetahui kejelekan adalah :

Agar dirinya terhindar dari kejelekan itu.
Untuk memperingatkan dan menyelamatkan orang lain dari kejelekan itu.


Keadaan Manusia Pada Masa Jahiliah

Yang dimaksud jahiliah disini adalah masa atau zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

Sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, manusia seluruhnya berada dalam kesesatan dan kekufuran.Hal ini disebabkan risalah orang-orang terdahulu telah terhapus dan sirna.Orang-orang Yahudi telah mengubah kitab mereka, yaitu Taurat.Mereka telah memasukkan kekufuran, kesesatan, dan perkara-perkara keji lainnya ke dalam Taurat.

Demikian juga orang-orang Nashara.Mereka menyelewengkan kitab Injil.Kisahnya, ketika itu ada seseorang yang bernama Buls atau Syawul.Dia adalah seorang Yahudi yang dengki kepada Nabi Isa ‘alaihi as-Salam.Dia berusaha untuk melakukan makar dan tipu daya untuk merusak agama Nabi Isa ‘alaihi as-Salam, dengan menampakkan iman kepada Nabi Isa.Dia mengaku menyesal telah memusuhi Nabi Isa dan mengaku telah bermimpi, sehingga dia beriman kepada Nabi Isa.Orang-orang Nashara pun membenarkan apa yang dia katakan.Kemudian dia membawa Injil yang Allah turunkan kepada Nabi Isa.Ternyata dia memasukkan ke dalam kitab Injil tersebut peribadatan kepada berhala-berhala, kesyirikan serta kekufuran.Dia memasukkan aqidah at-Tatslits (paham trinitas), berikut aqidah bahwa Nabi Isa adalah anak Allah atau beliau adalah Allah dan peribadatan kepada salib.Orang-orang Nashara pun membenarkan bahwa Buls adalah orang yang berilmu (alim), seorang mukmin dan menjulukinya dengan ar-Rasul Buls (utusan Nabi Isa ‘alahi as-Salam) menurut sangkaan mereka.

Yang  diinginkan oleh orang ini adalah merusak agama Nabi Isa ‘alaihi as-Salam dan telah terwujud apa yang dia inginkan.Sungguh telah rusak agama Nabi Isa karena telah masuk padanya penyembahan kepada berhala-berhala, keyakinan trinitas, keyakinan bahwa Isa adalah anak Allah atau beliau adalah Allah, kemudian orang-orang Nashara pun mengikutinya.

Demikianlah keadaan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashara) sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam.Kebanyakan mereka telah menyimpang dari agama Allah Ta’ala.Hanya tersisa sedikit dari mereka yang berada di atas agama yang masih murni, namun mereka ini pun akhirnya musnah.

Adapun orang-orang Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, maka mereka ada dua kelompok.Satu kelompok mengikuti agama-agama terdahulu seperti agama Yahudi, Nasrani dan Majusi.Kelompok yang lain di atas agama Hanifiah, yaitu agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihima as-Salam, terlebih yang tinggal di daerah Hijaz, Makkah al-Mukarramah.Sampai kemudian muncul di kalangan mereka seseorang yang dikenal dengan nama ‘Amr bin Luhai al-Khuza’i.Orang ini dahulu adalah seorang raja Hijaz yang menampakkan kebaikan dan ibadah.Tatkala dia pergi ke Syam untuk berobat, dia mendapati penduduk Syam beribadah kepada berhala-berhala dan dia pun menganggap hal itu adalah kebaikan. Kemudian dia kembali dari Syam dan membawa berhala-berhala.Selain itu, dia juga menggali berhala-berhala yang telah terkubur pada zaman setelah kaum Nabi Nuh ‘alaihi as-Salam, yaitu berhala Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, Nasr dan selainnya.

Berhala-berhala tersebut sebelumnya telah sirna dan terkubur di dalam bumi, disebabkan adanya banjir.Kemudian datang syaithan menunjukkan lokasi berhala-berhala tersebut.Kemudian dilakukan penggalian dan dikeluarkanlah berhala-berhala tersebut, lalu dibagikan kepada kabilah-kabilah Arab untuk diibadahi dan mereka pun menerimanya.Maka masuklah kesyirikan di negeri Hijaz dan selainnya dari negeri-negeri Arab dan berubahlah agama Nabi Ibrahim akibat perbuatan ‘Amr bin Luhai al-Khuza’i.

Disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya) : “Aku melihat ‘Amr bin Luhai al-Khuza’I sedang menarik isi perutnya (usus) di neraka dan dia adalah orang yang mengadakan kesyirikan”.

Di dalam lafazh yang lain : “…dan dia telah mengubah agama Ibrahim”.

Juga diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda (artinya) : “…Sesungguhnya dialah orang pertama yang mengubah agama Ismail”. (Silsilah ash-Shahihah 4 / 243)

Demikianlah keadaan manusia sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.Mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata, baik Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashara) atau orang-orang Arab dan juga selainnya dari penduduk bumi, kecuali sedikit dari orang-orang Ahlul Kitab yang mereka masih berada di atas agama yang benar, akan tetapi mereka ini pun akhirnya musnah.

Pentingnya Mengetahui Perkara Jahiliah

Dari uraian di atas, menggambarkan kepada kita betapa rusak dan jeleknya keadaan manusia pada saat itu (masa jahiliah).Mereka berada dalam kegelapan yang pekat, kejahiliahan yang sempurna, musnahnya sisa-sisa risalah, adanya kesyirikan dan kekufuran serta berbagai macam kerusakan-kerusakan yang lain.

Dalam keadaan demikian, Allah Ta’ala mengutus Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi Wasallam untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam merupakan kenikmatan yang Allah Ta’ala karuniakan kepada hamba-hambaNya.Kenikmatan ini merupakan kenikmatan terbesar, bahkan merupakan pokok dari kenikmatan.Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman, yaitu tatkala Allah mengutus di tengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah.Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.(Ali ‘Imran : 164)

Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam merupakan kenikmatan terbesar, bahkan merupakan pokok (asal) dari kenikmatan.Beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan dan menunjukkan kebaikan-kebaikan yang akan menyampaikan umatnya kepada Allah Ta’ala.Beliau juga menjelaskan kejelekan-kejelekan dan memperingatkan manusia darinya.Termasuk perkara-perkara yang beliau peringatkan adalah perkara-perkara jahiliah.Maka setelah diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, sirnalah jahiliah secara umum dan kemudian tersebarlah ilmu.Sirnalah kebodohan sehingga tidak ada lagi jahiliah secara umum.

Adapun sebagian perkara jahiliah, maka ini ada pada sebagian orang, suku atau negeri, yang disebabkan karena kebodohan dan ketidaktahuan tentang perkara-perkara jahiliah itu sendiri.

Sehingga merupakan perkara yang sangat penting bagi kaum muslimin untuk mengenal dan mengetahui perkara-perkara jahiliah, agar terhindar darinya dan tidak terjatuh padanya.Selain itu, dengan mengetahui perkara jahiliah kaum muslimin akan mengetahui keutamaan-keutamaan Islam, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair :

“Sesuatu akan nampak jelas kebaikanya dengan lawannya

Dengan mengetahui lawannya akan jelas segala sesuatu”.

Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Dikhawatirkan akan terlepas ikatan-ikatan Islam, jika tumbuh di dalam Islam orang-orang yang tidak mengetahui jahiliah”.

( Dinukil dari kitab Syarh Masail al-Jahiliyyah karya asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah dengan beberapa tambahan dan penyesuaian)
daarulihsan.com

Adab Berhutang Seorang Muslim

Islamediaku - Setiap manusia tidak lepas dari hal Hutang Piutang, kepada siapapun apakah ke saudara, teman keluarga atau bahkan dengan sesama tetangga, akan tetapi dengan semakin berkembangnya sistem utang piutang, maka para "lintah darat" atau orang yang menghutangkan dengan sistem ribawi juga semakin subur dimasyarakat.

http://islamediaku.blogspot.co.id/


Ada sebagian kaum muslimin harus terjebak dalam utang piutang dengan cara ribawi, oleh karena itu sebagai umat islam RIBA begitu diharamkan dalam islam, oleh karena itu umat islam perlu memperhatikan beberapa adab dalam hutang piutang.
Berikut adab adab Utang Piutang sesuai syar'i

1. Jangan pernah tidak mencatat utang piutang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ... سورة البقرة 282
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya." (QS Al-Baqarah: 282)

2. Jangan pernah berniat tidak melunasi utang.
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏‏أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِيَ اللَّهَ سَارِقًا . رواه ابن ماجة 2410
"Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang PENCURI." (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)

3. Punya rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ ‏"‏ ‏.‏ رواه مسلم 1886
"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang". (HR Muslim)

4. Jangan merasa tenang kalau masih punya utang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2414
"Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR Ibnu Majah ~ shahih)

5. Jangan pernah menunda membayar utang.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2287 ، مسلم 1564 ، النسائي 4688 ، ابو داود 3345 ، الترمذي 1308
"Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman." (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)

6. Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar utang.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ قَضَاءً ‏"‏‏.‏ رواه البخاري 2392 ، مسلم 1600 ، النسائي 4617 ، ابو داود 3346 ، الترمذي 1318
"Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)

7. Jangan pernah mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran utang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ "‏ أَدْخَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلاً كَانَ سَهْلاً مُشْتَرِيًا وَبَائِعًا وَقَاضِيًا وَمُقْتَضِيًا الْجَنَّةَ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة 2202 ، النسائي 4696
"Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang." (HR An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

8. Jangan pernah meremehkan utang meskipun sedikit.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ‏ "‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ‏"‏. رواه الترمذي 1078 ، ابن ماجة 2506
"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan." (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

9. Jangan pernah berbohong kepada pihak yang memberi utang.
قَالَ ‏"‏ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ‏"‏‏.‏ البخاري 2397 ، 833 ، مسلم 589 ، ابو داود 880 ، النسائي 5472 ، 5454
"Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan ingkar." (HR Bukhari dan Muslim)

10. Jangan pernah berjanji jika tidak mampu memenuhinya.
...وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا... سورة الإسراء 34
"... Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban .." (QS Al-Israa': 34)
11. Jangan pernah lupa doakan orang yang telah memberi utang.
وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ ‏"‏ ‏.‏ رواه النسائي 2567 ، ابو داود 5109

"Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikannya itu.
Jika engkau tidak menemukan apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdoalah untuknya sampai engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas kebaikannya." (HR An-Nasa'i dan Abu Dawud)

5 Manfaat Menggunakan Jilbab Lebar dibandingkan Jilbab Biasa


Islamediaku - APAKAH Anda seringkali merasa risih melihat seorang perempuan yang berhijab lebar? Ya, memang kebanyakan orang akan berpikir seperti itu. Para pengguna hijab yang menutupi dada dengan ukuran cukup lebar ini, seakan menjadi pemandangan yang aneh. Mengapa? Karena memang jarang sekali perempuan-perempuan yang mau menggunakannya.

Tahukah Anda, bahwa ternyata menggunakan hijab lebar itu memiliki banyak keuntungan. Jika seorang muslimah telah memantapkan diri untuk gunakan hijab jenis ini, maka tentu tak aka nada penyesalan yang ia rasakan. Lantas, apa saja keuntungannya?

1. Menjauhkan Kita dari Godaan Mata Laki-laki
“Perempuan itu racun dunia,” rasanya ungkapan ini sudah tidak asing di telinga kita bukan? Apa pun yang kita kenakan tidak lepas dari godaan dan lirikan mata nakal lelaki. Dengan hijab lebar yang menutup dada, otomatis mereka pun lebih segan untuk menggoda kita. Setidaknya godaan yang muncul pun bukan suitan nakal dan membuat telinga panas lagi. Paling godaan semacam, “Assalamualaikum Aisyah/Bu haji,” yang akan kita terima dari mereka.

2. Menjadi Pelindung Ekstra dari Polusi
Memakai pakaian serba tertutup akan membuat tubuh kita terlindung dari berbagai polusi. Sehingga proteksi tambahan pun kita dapatkan tanpa harus mengoleskan ramuan ini itu pada tubuh kita. Nah, ternyata manfaat lain dari berhijab lebar juga bisa membuat tubuh kita lebih cerah lho. Bagaimana tidak, hijab akan mengahalangi kita dari sinar matahari langsung.

3. Menjadi Pengingat untuk Senantiasa Bersikap Baik
Banyak orang yang berkata, jika ingin menjadi orang baik itu harus dihijabi dulu hatinya, baru tubuhnya. Ini tentunya tidak bisa dibenarkan. Jika ada saudari kita yang berhijab dan berbuat khilaf tentunya bukan salah hijabnya kan?

Maka dengan menggunakan hijab lebar, secara tidak langsung kita akan diingatkan untuk menjaga perilaku kita. Minimal kita malu dengan hijab panjang yang mengulur dada dan menutupi tubuh kita selama ini.

4. Dijauhkan dari Laki-laki yang Berniat Main-main
Disadari atau tidak, lelaki akan lebih segan terhadap perempuan yang mengenakan hijab lebar dibanding mereka yang berhijab lempar kemudian kait bahu. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi kita, setidaknya nanti lelaki yang datang merupakan mereka yang berniat serius menjalin ikatan tanpa ada rasa penasaran untuk main-main terlebih dahulu.

5. Penjual Makanan Lebih Mudah Mengingatkan Kita akan Makanan Halal
Banyak restoran yang kehalalan makanannya masih dipertanyakan hingga saat ini. Nah, dengan memakai hijab, biasanya penjual akan memberitahukan kita terlebih dahulu, halal atu tidaknya makanan yang ia jual. Tidak mau kan jika makanan yang selama ini kita konsumsi malah menimbulkan madhorot bagi diri kita? []
Sumber: ummi-online.com

Walikota Padang ini tertidur di Masjid di Malam Tahun Baru

Seorang pemimpin memang seharusnya memberikan keteladanan kepada masyarakat yang dipimpin. Tidak hanya dari sisi pemerintahan yang diamanahinya, akan tetapi juga dari sisi ruhiyahnya. 

foto:wikipedia

Keteladanan itu yang diperlihatkan oleh seorang Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah. Sumatera Barat, 25 Desember 1966; umur 50 tahun itu melakukan iktikaf di masjid pada malam pergantian tahun.

Di dalam masjid, ia tilawah dari jam 01.00. Setelah kelelahan, ia memilih untuk berbaring sejenak di karpet hijau. 

"Ini adalah sosok Walikota Padang, Buya Mahyeldi Ansharullah Hafizhahullah. Setelah seharian menjalankan amanahnya, Beliau memilih beriktikaf bersama sebagian masyarakat membaca Ayat Suci Al-Qur'an di salah satu masjid di kota Padang dan bersandar di tiang masjid hingga tertidur dengan sarung yang menutup wajahnya," kata Hendry Patopang yang menyaksikan pemandangan indah tersebut, Ahad (1/1/2017).

dakwahmedia.net

Foto itu pun mengundang beragam komentar kekaguman. 

"Ibadah dilabeli pencitraan? Pencitraan? Yang namanya ibadah ya ibadah, persoalan ada maksud lain atau tidak di balik itu biar jadi urusan dia sama Yang Maha Mengetahui," kata Rindah Islami. 

Sementara warga lain, Aditya Muhammad mengatakan memang orang Minang dari dulu diajarkan untuk tinggal di masjid. "Orang Minang dulu-dulu itu dari remaja sudah dianjurkan untuk tinggal di surau (masjid). Sholat serta mengaji adalah suatu hal yang wajar karena kehidupan masyarakat bersandarkan kepada paham adat basandi syarak,syarak basandi kitabullah," katanya. 
[bersamadakwah.net]

Takaran Keimanan dan Alquran Dalam Dunia Pendidikan

Tersebar di berbagai media berita berita yang menyesakkan dada, umat muslim terusik dengan kenyataan buruk yang dilihatnya. Muslimah yang bekerja di sebuah warung makan yang menjual nasi uduk dengan lauk utamanya babi, guru agama yang mencabuli siswanya, isu tentang dibolehkannya minuman keras dijual di minimarket dengan pengawasan dan batasan, penodaan terhadap wanita yang dilakukan oleh perorangan atau sekelompok pemuda, kembalinya dakwah sesat qiyadah dan gafatar, dan yang semisalnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.



Namun ada satu berita yang pernah tersebar sebelum itu semua, tidak hanya nasiolan bahkan dunia internasionalpun memberitakannya, bahwa dari indonesia muncul hafidz termuda yang menjuarai lomba internasional hafalan alqur’an, itulah Musa hafidhahullah.

Alqur’an Dalam Dunia Pendidikan
Betapa rindunya muslim hidup dalam naungan hukum yang disyari’atkan Allah Azza wa Jalla, tentunya tidak mungkin keharaman dan dosa bebas menampakkan dirinya di khalayak ramai –hal ini tentu tidak berarti mengizinkan untuk melokalisasikan keharaman dan dosa-, namun kurang pahamnya orang Islam sendiri terhadap hikmah dan keadilan hukum Islam, dan stigma buruk syari’at Islam yang selalu dikampanyekan orang-orang yang benci terhadap Islam, menjadikan sebagian orang Islam tidak menerima, ragu dan takut bila hukum Islam ditegakkan. Adapun orang kafir tentu kalimat penolakannya sangat tegas dan keras, bahkan disertai penghinaan.

Diperparah lagi kondisi dunia pendidikan yang tergambar dalam sikap taklid terhadap sistem pendidikan dan pengajaran asing (kafir) yang menjadikan negara kita sebagai arena percobaan sistem tersebut (sistem PAUD sampai perguruan tinggi), yang telah terbukti dengan kejadian kejadian yang kita saksikan hari ini di negeri kita sendiri, bahwa hasilnya lebih banyak merusak daripada memperbaiki, lebih membahayakan daripada memberi manfaat.

Pendidikan (sekolah negri) di negeri yang banyak didiami muslim ini kurang memperhatikan atau kalau boleh disebut tidak memperhatikan pendidikan agama Islam, porsi yang diberikan hanya dua jam dalam sepekan, padahal begitu padat syubhat dan syahwat yang melanda, merusak generasi Islam.

Sekolah swasta yang berlabel Islam pun ketika menyadari bahwa pelajaran agama harus ditambah jamnya mencoba menyeimbangkan atau bahkan melebihkannya. Hasilnya jam pulang anak lebih lama karena ada pelajaran agama yang akan diajarkan setelah pelajaran umum selesai diberikan. Meski ada kebaikan di dalamnya namun tidak fokus dan memberatkan dengan banyak materi yang diajarkan yang hakikatnya tidak perlu diajarkan pada jenjangnya.

Bila kita membaca sejarah para ulama besar Islam semasa kecil, maka akan kita dapati mereka telah menghafal al qur’an sejak kecil, semisal Musa. Usia 6, 7, 10 tahun alqur’an telah di dada, Imam As Syafi’i, Imam At Thabari, Ibnu Khaldun hapal alqur’an diusia 7 tahun. Setelah itu ilmu lain akan dilahap dengan mudahnya.

Cukuplah sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam ini menyadarkan kita akan pentingnya alqur’an dalam dunia pendidikan kita, khoirukum man ta’allama qur’an wa ‘allamahu, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari), bahkan kemulian atau kehinaan suatu kaum tergantung pada bagaimana mereka mensikapi alqur’an :

‘Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain.” (HR. Muslim)

Meski menghafal penting, ada yang lebih penting lagi yaitu penanaman nilai nilai iman sebelum alqur’an dihafal, inilah jalannya para sahabat :

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا
Dari Jundub bin Abdullah ia berkata; “Ketika kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, pada saat itu kami merupakan sosok pemuda-pemuda yang mendekati usia baligh. Kami belajar iman sebelum mempelajari Al Qur`an, kemudian kami mempelajari Al Qur`an, maka dengan begitu bertambahlah keimanan kami.” (HR. Ibnu Majah)

Dan tentunya tuntutan iman adalah mengamalkan alqur’an
Ziyad bin Labid berkata, “Pernah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menyebut sesuatu lalu beliau bekata “itu terjadi pada saat-saat dicabutnya ilmu.” Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana mungin ilmu akan lenyap padahal kami senantiasa membaca al qur’an dan kami membacakannya pada anak-anak kami, dan anak-anak kami membacakannya pada anak-anak mereka sampai hari kiamat?, beliau bersabda, “sungguh celaka, selama ini aku yakin bahwa kamu adalah orang yang paling faham di kota madinah ini, bukankah orang-orang Yahudi dan Nashrani membaca Taurat dan Ijil, namun mereka tidak mengamalkan kandungannya?! (HR. Ibnu Majah)

Kiranya lembaga sekolah merubah pola pendidikannya dan mulai mencontoh kurikulum ayahnya Musa sebagai tangga awal untuk menyelamatkan generasi Islam, dan mengutamakan iman sebagai cahaya yang menunjuki pengamalan alqur’an.

Bila yang sudah dewasa dan tua ini belum juga hapal alqur’an, apakah itu juga akan terjadi dengan anak anak kita?, bila anak kita sekolahnya sama dengan jenjang sekolah yang dulu kita pernah melewatinya, akankah iman tertanam didadanya dan alqur’an sejak dini dihafalnya? Allahulmusta’an wailaihi tuklan.
[arrisalah.net]

Berikut Penjelasan Lengkap MUI Tentang Produk : SASA, Masako, Ajinomoto, Indomie, Sajiku, Saori dan Royco



Islamediaku - Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menegaskan bahwa informasi yang beredar bahwa 8 produk makanan mengandung babi adalah tidak benar dan semuanya dinyatakan halal untuk dikonsumsi Umat Islam.

“Hasil analisis  laboratorium dari sampel pasar yang menggunakan metode real time PCR  juga menguatkan  hasil audit yang  telah dilakukan sebelumnya  yaitu tidak terdeteksi  adanya kandungan babi dalam  prbduk-produk  tersebut” tulis Direktur LPPOM MUI, Dr. L ukmanul Hakim, seperti dilansir halalmui.org, jum’at(30/12/2016).

8 Produk makanan yang dimaksud adalah: Produk MSG SASA dan Tepung Bumbu SASA (PT. Sasa  Inti), Produk MASAKO, MSG AJINOMOTO,  Tepung Bumbu SAJIKU dan Saos Tiram SAORI (PT. Ajinomoto  Indonesia),  Produk INDOMIE Mi Instan Goreng (PT. Indofood CBP Sukses Makmur) dan Produk ROYCO  (PT. Unilever  Indonesia Tbk). 

Menurut penjelasan MUI ke-8 produk tersebut sudah mendapatkan sertifikasi halal dan hingga saat ini masih berlaku.

Produk MSG SASA dan Tepung Bumbu SASA dari PT. Sasa  Inti, dengan nomor Sertifikat Halal MUI 00060007870398  yang berlaku  hingga tanggal 20 Juli 2018. 

MASAKO, MSG AJINOMOTO,  Tepung Bumbu SAJIKU dan Saos Tiram SAORI dari PT. Ajinomoto Indonesia,  Sertifikat Halal MUI nomor 00060008910908  yang  berlaku  hingga  tanggal 24 November  2017. 

Produk INDOMIE Mi Instan Goreng dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.,  memiliki Sertifikat   Halal MUI 00090000300799  yang berlaku hingga  tanggal 27 September  2018.

Produk ROYCO dari PT. Unilever  Indonesia Tbk.,  memiliki Sertifikat Halal MUI 00060046730108  yang berlaku hingga  tanggal23 Maret 2018 dan nomor Sertifikat Halal MUI00060028330204  yang berlaku hingga tanggal20 September  2018.

Selanjutnya bagi konsumen yang ingin mengetahui keterangan kehalalan sebuah produk, MUI mempersilahkan untuk bisa melakukan pengecekan di situs resmi milik MUI www.halalmui.org maupun aplikasi “Halal MUI” di smartphone berbasis android, IOS maupun blackberry.
[islamedia.id]

Berikut Pernyataan Habib Rizieq Shihab yang Dipersoalkan PMKRI

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Senin (26/12/2016) atas tuduhan penistaan agama Kristen. 

islamediaku.blogspot.com
foto : tgkboy.blogspot.com


Kata-kata apa yang diucapkan Habib Rizieq sehingga dilaporkan ke polisi? Pimpinan Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) selaku pelapor pun menjelaskannya.

"Pada ceramah beliau di Pondok Kelapa pada tanggal 25 kemarin yang menyatakan bahwa 'Kalau tuhan itu beranak, terus bidannya siapa?' dan di situ kita temukan banyak gelak tawa dari jemaat terhadap apa yang disampaikan dari Habib Rizieq tersebut. Jujur sebagai Ketua Umum PP-PMKRI, kami merasa terhina, merasa tersakiti dengan ucapan yang disampaikan oleh Saudara Habib Rizieq Shihab ini," kata Angelo seperti dikutip Detik.

Angelo melaporkan Habib Rizieq dengan pasal yang sama seperti kasus Ahok yakni pasal 156 dan 156a KUHP. Selain itu, pihaknya juga melaporkan Habib Rizieq melanggar UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE.

Menyikapi laporan ini, DPP FPI menyatakan bahwa Habib Rizieq hanya mendakwahkan Surat Al Ikhlas yang menyatakan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.

“Lalu ketika ada ulama dakwahkan ajaran Al-Quran "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan" tetiba ulama dilaporkan ke polisi. Penistaan tuduhnya,” kata FPI melalui akun Twitter @dpp_fpi.

“Luar biasa mereka, jadi ulama-ulama yang dakwahkan ajaran Islam sesuai Kitab Suci dicap bohong, menista agama lain, lalu seenaknya dihina-hina,” tandasnya. 

Netizen pun berbondong-bondong membela Habib Rizieq dengan hashtag #UlamaDifitnah. Ketika berita ini dimuat, hashtag tersebut menempati peringkat kelima dalam trending topic. 

“Kalau ulama di fitnah kamilah pembelanya #UlamaDifitnah,” kata Agus Maksum melalui akun Twitterya @ammaksum.

“Habib Rizieq dilaporkan PMKRI karena ceramah tentang kandungan surat Al-Ikhlas, ceramah depan Muslim kenapa Kristen yang sewot?! #UlamaDifitnah,” kata @moulana90juve. 

Ibnu K/Tarbiyah.net