Seorang pemimpin memang seharusnya memberikan keteladanan kepada masyarakat yang dipimpin. Tidak hanya dari sisi pemerintahan yang diamanahinya, akan tetapi juga dari sisi ruhiyahnya.
foto:wikipedia
Keteladanan itu yang diperlihatkan oleh seorang Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah. Sumatera Barat, 25 Desember 1966; umur 50 tahun itu melakukan iktikaf di masjid pada malam pergantian tahun.
Di dalam masjid, ia tilawah dari jam 01.00. Setelah kelelahan, ia memilih untuk berbaring sejenak di karpet hijau.
"Ini adalah sosok Walikota Padang, Buya Mahyeldi Ansharullah Hafizhahullah. Setelah seharian menjalankan amanahnya, Beliau memilih beriktikaf bersama sebagian masyarakat membaca Ayat Suci Al-Qur'an di salah satu masjid di kota Padang dan bersandar di tiang masjid hingga tertidur dengan sarung yang menutup wajahnya," kata Hendry Patopang yang menyaksikan pemandangan indah tersebut, Ahad (1/1/2017).
Foto itu pun mengundang beragam komentar kekaguman.
"Ibadah dilabeli pencitraan? Pencitraan? Yang namanya ibadah ya ibadah, persoalan ada maksud lain atau tidak di balik itu biar jadi urusan dia sama Yang Maha Mengetahui," kata Rindah Islami.
Sementara warga lain, Aditya Muhammad mengatakan memang orang Minang dari dulu diajarkan untuk tinggal di masjid. "Orang Minang dulu-dulu itu dari remaja sudah dianjurkan untuk tinggal di surau (masjid). Sholat serta mengaji adalah suatu hal yang wajar karena kehidupan masyarakat bersandarkan kepada paham adat basandi syarak,syarak basandi kitabullah," katanya.
[bersamadakwah.net]
0 comments:
Post a Comment